Senin, 28 Desember 2015

LAPORAN KUNJUNGAN MUSEUM RONGGOWARSITO



PENILAIAN TENTANG PENINGGALAN- PENINGGALAN ISLAM JAWA

            Museum Rongowarsito merupakan museum Nasional di Jawa Tengah yang mempunyai banyak koleksi sejarah. Salah satu koleksi yang ada dalam museum tersebut adalah peninggalan-peninggalan sejarah penyebaran Islam di Jawa. Untuk mengetahui nilai budaya Jawa dalam Islam dapat dilihat dari peninggalan-peninggalannya. Sehingga pada tanggal 5 Desember 2015 dilakukan kunjungan ke museum Ronggowarsito yang terletak di Jalan Abdulrahman Saleh No.1 Semaang untuk melakukan field research. Koleksi peninggalan budaya Islam –Jawa di museum Ronggowarsito antara lain mimbar khuthbah Ki Ageng Selo, miniature Masjid Agung Demak, miniature Masjid Menara Kudus, Jambangan dan Padasan Sunan Bayat.
            Mimbar khutbah Masjid Ki Ageng Selo yang berasal dari Grobogan merupakan sebuah pemberian dari keraton kasunanan Surakarta. Keraton Surakarta membangun masjid dan memberi mimbar khutbah di kompleks pemakaman Ki Ageng Selo sebagai wujud rasa penghormatan terhadap leluhurnya. Diatas mimbar ini terdapat lambang kebesaran keraton Surakarta, dihiasi dengan ukiran Jawa dan digunakan oleh khatib ketika membacakan khutbah. Mimbar ini berisikan nilai bujdaya Islam-Jawa. Nilai Islam dapat dilihat dari fungsi mimbar sebagai tempat khutbah untuk menyebarkan agama Islam, dan nilai budaya Jawa dapat dilihat dari ukiran-ukiran pada mimbar.
            Masjid Agung Demak terletak di pusat kota Demak. Masjid ini didirikan oleh Raden Patah (Raja pertama kerajaan Demak) bersama walisongo. Di mihrab masjid ini terdapat gambar bulus yang  melambangkan tahun 1401 saka, yang berarti bahwa masjid ini berdiri tahun 1479 M. Atap tengahnya ditopang oleh empat saka guru (empat buah tiang kayu raksasa) yang dibuat oleh empat wali  diantara walisongo. Saka sebelah tenggara oleh sunan Ampel, saka sebelah barat daya oleh sunan Gunung Jati, saka sebelah barat laut oleh sunan Bonang dan sebelah timur laut yang tersusun dari potongan balok kayu yang diikat menjadi satu (saka tatal) merupakan sumbangan dari sunan Kalijaga. Masjid Agung Demak menggunakan atap limas bersusun tiga yang berbentuk segitiga sama kaki. Atap limas bersusun tiga ini mempunyai makna Aqidah Islamiyah yang terdiri dari Iman, Islam dan Ihsan. Sedangkan bentuk limas merupakan bentuk atap rumah khas Jawa. Masjid ini mempunyai lima buah pintu yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lain yang bermakna rukun Islam, yaitu syahadat, shalat, puasa, zakat dan haji. Selain itu, masjid Agung Demak juga mempunyai enam buah jendela yang mempunyai makna rukun Iman, yaitu percaya kepada Allah SWT, percaya kepada malaikat-malaikat-Nya, percaya kepada Rasul, percaya kepada kitab-kitabNya, percaya kepada hari kiamat dan percaya kepada qadha dan qadar.
            Masjid menara Kudus merupakan bukti peninggalan proses penyebaran Islam di Kudus (Jawa). Masjid ini mempunyai desain bangunan yang merupakan penggabungan antara budaya Hindu dan Islam. Hal ini dikarenakan, sebelum Islam masuk ke Tanah Jawa, masyarakat Jawa telah mempunyai kepercayaan Hindu. Sehingga, ketika Islam datang, Islam tidak langsung menghilangkan kepercayaan yang telah dimiliki sebelumya. Melainkan secara perlahan, yaitu membangun masjid dengan perpaduan corak Hindu-Islam.
            Jambangan merupakan peninggalan Islam-Jawa yang berasal dari Lasem-Rembang. Jambangan terbuat dari tanah liat dan berbentuk seperti bunga berukuran besar dengan hiasan dibagian atas. Jambangan mempunyai fungsi sebagai wadah air yang digunakan untuk bersuci ketika akan memasuki makam Nyai Ageng Maloka.
             Semua peninggalan diatas mempunyai nilai Islam  dan corak kebudayaan Jawa. Para tokoh yang telah berjasa dalam penyebaran Islam meninggalkan warisan peninggalan berupa akulturasi Islam dan Jawa.