PENILAIAN TENTANG
PENINGGALAN- PENINGGALAN ISLAM JAWA
Museum
Rongowarsito merupakan museum Nasional di Jawa Tengah yang mempunyai banyak
koleksi sejarah. Salah satu koleksi yang ada dalam museum tersebut adalah
peninggalan-peninggalan sejarah penyebaran Islam di Jawa. Untuk mengetahui
nilai budaya Jawa dalam Islam dapat dilihat dari peninggalan-peninggalannya.
Sehingga pada tanggal 5 Desember 2015 dilakukan kunjungan ke museum
Ronggowarsito yang terletak di Jalan Abdulrahman Saleh No.1 Semaang untuk
melakukan field research. Koleksi peninggalan budaya Islam –Jawa di
museum Ronggowarsito antara lain mimbar khuthbah Ki Ageng Selo, miniature
Masjid Agung Demak, miniature Masjid Menara Kudus, Jambangan dan Padasan Sunan
Bayat.
Mimbar
khutbah Masjid Ki Ageng Selo yang berasal dari Grobogan merupakan sebuah
pemberian dari keraton kasunanan Surakarta. Keraton Surakarta membangun masjid
dan memberi mimbar khutbah di kompleks pemakaman Ki Ageng Selo sebagai wujud
rasa penghormatan terhadap leluhurnya. Diatas mimbar ini terdapat lambang
kebesaran keraton Surakarta, dihiasi dengan ukiran Jawa dan digunakan oleh
khatib ketika membacakan khutbah. Mimbar ini berisikan nilai bujdaya
Islam-Jawa. Nilai Islam dapat dilihat dari fungsi mimbar sebagai tempat khutbah
untuk menyebarkan agama Islam, dan nilai budaya Jawa dapat dilihat dari
ukiran-ukiran pada mimbar.
Masjid
Agung Demak terletak di pusat kota Demak. Masjid ini didirikan oleh Raden Patah
(Raja pertama kerajaan Demak) bersama walisongo. Di mihrab masjid ini terdapat
gambar bulus yang melambangkan tahun
1401 saka, yang berarti bahwa masjid ini berdiri tahun 1479 M. Atap tengahnya
ditopang oleh empat saka guru (empat buah tiang kayu raksasa) yang dibuat oleh
empat wali diantara walisongo. Saka
sebelah tenggara oleh sunan Ampel, saka sebelah barat daya oleh sunan Gunung
Jati, saka sebelah barat laut oleh sunan Bonang dan sebelah timur laut yang
tersusun dari potongan balok kayu yang diikat menjadi satu (saka tatal)
merupakan sumbangan dari sunan Kalijaga. Masjid Agung Demak menggunakan atap
limas bersusun tiga yang berbentuk segitiga sama kaki. Atap limas bersusun tiga
ini mempunyai makna Aqidah Islamiyah yang terdiri dari Iman, Islam dan
Ihsan. Sedangkan bentuk limas merupakan bentuk atap rumah khas Jawa. Masjid ini
mempunyai lima buah pintu yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lain
yang bermakna rukun Islam, yaitu syahadat, shalat, puasa, zakat dan haji.
Selain itu, masjid Agung Demak juga mempunyai enam buah jendela yang mempunyai
makna rukun Iman, yaitu percaya kepada Allah SWT, percaya kepada
malaikat-malaikat-Nya, percaya kepada Rasul, percaya kepada kitab-kitabNya,
percaya kepada hari kiamat dan percaya kepada qadha dan qadar.
Masjid
menara Kudus merupakan bukti peninggalan proses penyebaran Islam di Kudus
(Jawa). Masjid ini mempunyai desain bangunan yang merupakan penggabungan antara
budaya Hindu dan Islam. Hal ini dikarenakan, sebelum Islam masuk ke Tanah Jawa,
masyarakat Jawa telah mempunyai kepercayaan Hindu. Sehingga, ketika Islam
datang, Islam tidak langsung menghilangkan kepercayaan yang telah dimiliki
sebelumya. Melainkan secara perlahan, yaitu membangun masjid dengan perpaduan
corak Hindu-Islam.
Jambangan
merupakan peninggalan Islam-Jawa yang berasal dari Lasem-Rembang. Jambangan
terbuat dari tanah liat dan berbentuk seperti bunga berukuran besar dengan
hiasan dibagian atas. Jambangan mempunyai fungsi sebagai wadah air yang
digunakan untuk bersuci ketika akan memasuki makam Nyai Ageng Maloka.
Semua peninggalan diatas mempunyai nilai
Islam dan corak kebudayaan Jawa. Para
tokoh yang telah berjasa dalam penyebaran Islam meninggalkan warisan
peninggalan berupa akulturasi Islam dan Jawa.