Desa Duren
Desa Duren merupakan salah satu
desa yang terletak di kecamatan Sumowono kabupaten Semarang. Namun, tidak
banyak orang yang mengetahui letak desa ini. Hal ini dikarenakan, desa Duren
terletak dipedalaman kecamatan Sumowono. Untuk sampai ke desa Duren membutuhkan
waktu sekitar satu jam dari kecamatan Sumowono. Selain itu, akses jalan menuju
desa Duren sangatlah susah. Tidak ada transportasi selain kendaraan pribadi
seperti sepeda motor dan mobil pick up yang memasuki desa Duren. Kondisi tanah
yang labil mengakibatkan jalan yang sudah dibangun pemerintah tergerus oleh
faktor alam (pergeseran tanah). Tidak semua orang mempunyai keberanian untuk
sampai di desa Duren. Tanjakan jalan yang curam, berkelok, penuh lubang dan
licin ketika hujan menjadikan tantangan tersendiri bagi warga dan pengunjung
desa.
Desa
Duren terdiri dari empat dusun, yaitu dusun Sekeper, Duren, Brujulan dan
Kaligintung. Jarak antar keempat dusun itu sangatlah jauh, dan dipisahkan oleh
hutan. Misalnya dusun Kaligintung, untuk sampai ke dusun Kaligintung dapat
ditempuh dengan dua jalur dari dusun Duren yang merupakan pusat keseketariatan
desa. Jalur pertama hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki, dan jalur kedua
dapat ditempuh menggunakan kendaraan bermotor. Waktu tempuh jalur pertama
melalui pendakian, dibutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk sampai ke dusun
Kaligintung. Bagi para petualang, disarankan memilih jalur pendakian untuk
sampai ke dusun Kaligintung, dengan pemandangan hutan yang serba hijau;
beraneka ragam tanaman hutan seperti pohon aren, karet, kopi, kayu manis dan
tanaman perdu lainnya dijumpai disepanjang jalan; gemercik aliran air sungai
yang klasik; suara gesekan bambu dan suara burung hutan. Jalur pendakian sangat
asyik dilakukan dengan berkelompok ramai. Jangan lupa mengabadikan moment
kalian saat berpetualang ya sobat! Namun, jika tidak yakin dengan kemampuan
berjalan kaki, bisa memilih jalur kedua yaitu dengan menggunakan kendaraan
bermotor. Waktu tempuh yang diperlukan sekitar satu jam perjalanan. Rute yang
dilewati meliputi dusun Sekeper, desa Pledokan, desa Trayu, desa Candi Garon,
desa Kemitir dan baru sampai di dusun Kaligintung. Pastikan bahwa kalian
mempunyai kemampuan untuk menguasai kendaraan bermotor dengan baik, karena
sekali lagi medan jalan yang curam dan menantang.
Mayoritas
warga desa Duren beragama Islam. Namun, pengetahuan dan pengamalan agama di
desa ini masih kurang. Sama halnya dengan mayoritas warga pegunungan lainnya.
Sehingga diperlukan sukarelawan muslim yang mempunyai tekad untuk menyebarkan,
mengamalkan dan mengajarkan agama Islam di desa - desa pedalam seperti desa
Duren. Tempat peribadatan (masjid) masih sepi jama’ah sholat fardhu, baik waktu
dhuhur, ashar, magrib, isya’, maupun subuh. Lantunan ayat suci al-Qur’an jarang
terdengar dari speaker masjid. Bahkan, banyak anak-anak SD seumuran 12 tahun belum
mengetahui aksara arab, harakat, apalagi bacaan tajwid. Semangat anak - anak
untuk belajar agama maupun umum sangatlah tinggi, namun dari orang tua mereka
pun masih banyak yang buta aksara arab dan buta pengetahuan; masih jarang
pengunjung yang mau menetap lama didesa Duren untuk mengajarkan berbagai ilmu
kepada warganya,
Warga
desa Duren sangatlah ramah dengan kedatangan orang baru yang mengunjungi desa.
Segala jenis makanan yang dimiliki tuan rumah dikeluarkan untuk menjamu pengunjung
yang datang kedesa. Mereka sangat senang apabila ada pengunjung datang. Pak
Eko, mantan sekretaris desa Duren yang sekarang ditugaskan sebagai satpol PP di
kecamatan Sumowono salah satu warga desa Duren yang mempunyai tekad besar untuk
dapat mengubah pola berpikir dan kehidupan warga desa Duren menjadi lebih baik
lagi, tidak menjadi desa yang tertinggal. Untuk mengubah pola pikir warga tidak
semudah membalikkan telapak tangan. Ucap beliau. “Namun, saya yakin suatu saat
nanti desa Duren dapat menjadi desa yang maju dan bisa mengolah kekayaan alam
yang dimilikinya, walaupun membutuhkan waktu yang sangat lama”.
~semoga
menginspirasi~ Pesan untuk para pemuda: “Yuukk, mumpung masih muda, fisik,
pikiran masih kuat untuk bekerja, gunakan untuk hal - hal positif ya... saling
tolong-menolong untuk membangun Indonesia menjadi negara yang mampu mengelola
sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki negara kita”. Pengabdian
terbesar apa yang sudah kamu lakukan??
Cerita pengalaman yg menarik. Apa yg menjadi latar belakang sehingga dinamakan Desa Duren? Apakah di sana terdapat banyak sekali pohon durian?
BalasHapusDuren = kudu leren
BalasHapus